GMNI Jatim Kecam Pemanfaatan Perempuan dalam Aksi Terorisme

Saadatul abadiyah (Kabid Pergerakan Sarinah DPD GMNI Jatim)

HARIANMERDEKA.ID, Surabaya, - Kasus ZA gadis berusia 25 Tahun yang melakukan aksi nekat di Mabespolri nampaknya berhasil membuat banyak pihak bertanya-tanya mengenai latar belakang apa yang mempengaruhinya, namun hingga saat ini belum ada informasi yang akurat terkait motif pelaku tersebut. 


Sa'adatul Abbadiyah, Kabid Pergerakan Sarinah DPD GMNI JATIM) menilai bahwa keterlibatan perempuan dalam aksi terorisme di Indonesia bukan sesuatu hal yang baru. Menurutnya, jaringan teroris cukup cerdas dalam memanfaatkan kaum hawa sebagai pelaku aksi aksi bom bunuh diri.


"Perempuan memang lebih efektif dilibatkan dalam aksi aksi teror semacam ini, sebab cenderung minim dicurigai, selain itu upaya penggeledahan atas tubuh perempuan sering dianggap sebagai bentuk pelecehan seksual", kata Saada.


Menyikapi persoalan tersebut, Saada, yang merupakan Aktivis perempuan asal Lamongan ini, berharap kepada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi berita yang belum jelas kebenarannya. Ia menilai tujuan Terorisme adalah membuat masyarakat ketakutan.


"Dampak dari kasus tersebut tentunya menimbulkan ketidakstabilan psikis masyarakat. Dan yang terpenting masyarakat jangan mudah menerima informasi yang mengaitkan pelaku teroris dengan agama tertentu, karena hal tersebut nantinya akan menimbulkan perpecahan dalam Tubuh NKRI", ucap Saada kepada awak media. (3/4/21)


Tidak hanya itu, Saada memandang perlu segera dilakukan upaya konsolidasi jaringan aktivis perempuan se Jawa Timur guna menyikap kasus pemanfaatan perempuan dalam aksi-aksi terorisme tersebut. "Kita perlu pagar betis Jawa Timur agar tidak dimasuki oleh jaringan terorisme, terlebih terorisme yang memanfaatkan perempuan dalam melancarkan gerakannya", pungkas Saada.

0 Komentar

close