![]() |
Mahasiswa Seni Rupa UB bersama Kades Tawangargo |
HARIANMERDEKA.ID, Malang,- Tawangargo merupakan salah satu desa penghasil sayur terbesar di Kabupaten Malang. Dalam setiap hari terdapat lebih dari 40 pick up dan 2 truk sayur yang dibawa ke Pasar Porong Sidoarjo dan Pasar Sayur Karangploso. Namun masyarakat masih banyak yang belum mengetahui bahwa sayur-mayur tersebut banyak berasal dari Desa Tawangargo yang berada di Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang.
Membaca potensi sayuran yang sangat melimpah tersebut, Program Studi (Prodi) Seni Rupa Murni Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Brawijaya (UB) Malang membangun komunikasi intensif dengan Kepala Desa Tawangargo. Pihak pemerintah desa menyambut baik kehadiran Prodi Seni Rupa Murni UB di wilayahnya.
Dalam pertemuan terbatas antara pihak Prodi Seni Rupa Murni UB dengan Tim Kreatif Dusun Ngudi Desa Tawangargo telah dilakukan sinkronisasi program bersama yang diawali dengan pembuatan mural di beberapa tembok warga desa.
Tembok-tembok di tepi jalan desa tersebut akan dilukis oleh mahasiswa Seni Rupa Murni UB bersama Tim Kreatif Ngudi Bersatu. Tema gambar mural yang telah disepakati adalah gambar sayur sayuran dengan tagline 'Desa Wisata Sayur Tawangargo'.
Dalam sambutannya Ketua Program Studi (Kaprodi) Seni Rupa Murni UB Femi Eka Rahmawati menjelaskan tentang konsep desa wisata sayur dengan pendekatan seni visual. Tembok-tembok warga yang berada di lokasi strategis akan dihias dengan lukisan mural dengan konsep sayuran sebagai citra dan identitas desa. (3/10/21)
"Jenis mural yang akan dihadirkan adalah mural ilustrasi, grafiti dan trademark desa. Ketiga jenis mural tersebut dipilih sebagai usaha penyampaian dan publikasi pesan melalui media visual. Targetnya agar Desa Tawangargo lebih bisa dikenal sebagai salah satu desa penghasil sayuran terbesar di Jawa Timur", terang Femi.
Tidak hanya itu, Menurut Femi, Melimpahnya potensi sayuran di desa ini akan dikembangkan menjadi destinasi wisata yang sesuai dengan protokol kesehatan. Wisatawan bisa langsung menikmati indahnya kebun sayur yang luasnya ratusan hektar tersebut. "Hal ini perlu dilakukan guna turut serta dalam mendorong pemulihan ekonomi nasional (PEN) akibat pandemi Covid-19", pungkasnya.
0 Komentar