GMNI dan Polres Pacitan Sepakati Komitmen Bersama Ciptakan Ruang Aman

Dokumentasi penyerahan berkas tuntutan GMNI

HARIANMERDEKA.ID, Pacitan,- Aksi damai yang digelar oleh DPC GMNI Pacitan tidak berhenti hanya pada orasi dan long march menuju Mapolres. Dalam pertemuan tertutup yang difasilitasi langsung oleh Kapolres Pacitan, dialog kritis pun berlangsung antara perwakilan mahasiswa dan jajaran kepolisian. DPC GMNI Pacitan menyampaikan pernyataan sikap resmi yang menegaskan posisi mereka dalam menyikapi dugaan rudapaksa oleh oknum polisi. Tiga poin utama menjadi sorotan: kecaman keras terhadap pelaku, tuntutan evaluasi sistem internal, dan jaminan perlindungan menyeluruh bagi tahanan, terutama perempuan. Dialog ini menjadi titik penting dalam mendorong transparansi dan perbaikan institusi penegak hukum di tingkat lokal.

Dalam pernyataan sikapnya, DPC GMNI Pacitan menekankan tiga poin utama:

  1. Mengecam keras tindakan dugaan rudapaksa oleh oknum Polres Pacitan berinisial LC karena mencederai nilai kemanusiaan, hukum, dan etika profesi kepolisian.
  2. Menuntut evaluasi menyeluruh terhadap sistem pengawasan internal Polres Pacitan, termasuk mekanisme rekrutmen, pembinaan, dan pengawasan personel yang berwenang atas tahanan.
  3. Menuntut jaminan keamanan dan perlindungan menyeluruh terhadap seluruh tahanan, khususnya perempuan, sebagaimana diatur dalam Pasal 3 dan 4 UU No. 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan, yang menekankan penghormatan terhadap HAM dan larangan terhadap segala bentuk kekerasan dalam fungsi permasyarakatan.

Wakapolres Pacitan Kompol Pujiyono turut merespons tuntutan tersebut dengan menyatakan, "Evaluasi internal akan terus kami lakukan secara menyeluruh. Kami juga telah melakukan berbagai langkah mitigasi, dan ke depan akan kami tingkatkan secara signifikan untuk mencegah kejadian serupa."

Menanggapi hal itu, Dela menegaskan "Harapan kami upaya mitigasi tidak sebatas berhenti pada wacana namun harus benar-benar dilakukan dan ditingkatkan ke taraf maksimal. Kami tidak ingin ada korban berikutnya !"

Menutup dialog, AKBP Ayub menyampaikan dan menekankan kepada GMNI akan pentingnya peran mahasiswa dalam menjaga keseimbangan demokrasi.

"GMNI harus terus merawat spiritnya sebagai kekuatan moral dan kontrol sosial. Kritis, namun tetap solutif. Kami menghargai dan membuka diri untuk terus berdialog demi kebaikan bersama," ujarnya.

Aksi damai ditutup dengan penandatanganan tuntutan pernyataan sikap bersama antara DPC GMNI Pacitan dan Kapolres Pacitan, sebagai simbol komitmen bersama untuk mengawal penegakan keadilan sekaligus memperkuat langkah-langkah mitigasi agar kasus serupa tidak terjadi lagi di kemudian hari.

0 Komentar

Baca juga berita Nasional lainnya di HARIANMERDEKA Network
close