Syeftyan Afat (Mahasantri Ma'had Aly tremas Pacitan)
HARIANMERDEKA.ID, Pacitan,- Gelaran lomba Cipta Puisi Nasional yang dihelat oleh Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Pacitan yang dibuka mulai tanggal 15 Agustus 2021, telah memutuskan 3 pemenang terbaik, (31/8/21), Satu diantaranya yakni Syeftyan Afat, yang merupakan Mahasantri di sebuah Perguruan tinggi dibawah naungan pondok pesantren ternama di Pacitan.
"Ini kali kedua saya ikut kompetisi dalam dunia literasi. Keduanya kompetisi yang diadakan di kota sendiri. Pertama, esai. Ndak dapet nominasi blass,. Kedua ya ini, alhamdulillah dapat nominasi ketiga", kata Syeftyan dengan sedikit bercanda
Disamping itu, Seftyan mengatakan bahwa ia tipikal orang yang kurang berani berkompetisi, karena menurutnya proses berkarya tidak hanya berhenti pada batasan-batasan kompetitif. "Proses berkarya, baik dalam dunia kepenulisan maupun dalam dunia kreatifitas lainnya, yang terpenting adalah bagaimana kita membaca, mendengar, mengamati, menggali lebih dalam. Dan nanti, pasti ada saja sesuatu yang bisa dituangkan", ucapnya.
Selain itu, Seftyan mengaku telah berinteraksi dengan dunia puisi mulai tahun 2009 saat masih masih duduk di bangku SLTP, "kala itu, kali pertama saya membacakan puisi di panggung acara konser amal untuk korban bencana di Sumatera Barat, puisi yang saya bacakan adalah puisinya Rendra yang berjudul "Do'a Serdadu Sebelum Berperang", imbuhnya.
Saat ditanya perihal motivasi yang mendorong hingga begitu antusias dalam dunia puisi, Syeftyan menyebut bahwa dalam puisi ia seolah menemukan rumah, "saya bisa tinggal dan berangkat dari sana. Dalam puisi, ada kegelisahan, kesedihan, kemarahan, ada juga harapan, ada juga kebahagiaan. Yang jelas ada ide dan permenungan. Ada nilai-nilai yang diperjuangkan", jawabnya. (2/9/21)
Lebih lanjut, Mahasantri Tremas asal Kecamatan Tegalombo, Kabupaten Pacitan yang gandrung terhadap Caknun tersebut menilai bahwa khazanah kasusastraan merupakan hal penting di tengah arus zaman yang seolah tidak memberikan ruang bagi manusia untuk merenung.
"Sampai kapanpun, literasi akan selalu menjadi hal yang sangat penting, bagaimanapun kondisi zamannya, terima kasih saya sampaikan kepada kawan-kawan GMNI Pacitan, yang telah memberi kesempatan saya untuk belajar dan berani mencoba. Harapannya, semoga GMNI Pacitan tetep istiqamah, awet merawat zaman", Pungkasnya.
0 Komentar