![]() |
Ardyan Wahyudi (Kasatpol PP Pacitan) |
HARIANMERDEKA.ID, PACITAN — Kegiatan penertiban lingkungan oleh aparat gabungan yang dilaksanakan Rabu malam (18/6) di Kelurahan Ploso, Pacitan, menuai polemik usai rumah yang diklaim sebagai markas Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Pacitan ikut terdampak dalam razia tersebut. Febri Firdiansyah yang mengaku sebagai ketua GMNI Pacitan menyebut tindakan itu sebagai “pembungkaman ruang gerak organisasi kritis” dan “bentuk represi terhadap mahasiswa.”
Namun, narasi tersebut segera dibantah oleh Satpol PP. Kepala Satpol PP Kabupaten Pacitan menjelaskan bahwa kegiatan malam itu merupakan hasil koordinasi lintas sektor yang bertujuan menjaga ketertiban lingkungan.
“Dari pihak Kelurahan Ploso dan jajarannya ingin melaksanakan kegiatan penertiban di lingkungan Ploso, sempat berkoordinasi dengan kami Satpol PP dan terkait dengan personel maupun pelaksanaannya kami siap bantu. Selain itu, dari pihak kelurahan minta tolong ke pihak polres dan koramil kemudian terlaksana lah kegiatan itu,” ujarnya. (19/6)
Ia menegaskan, tidak ada maksud represif atau upaya mengintimidasi pihak mana pun.
“Yang jelas kalau saya, seperti kegiatan tadi malam kan kegiatan yang positif dan kalaupun ada pihak-pihak yang merasa dirugikan, merasa tidak aman, pada intinya tujuan kami bukan itu. Justru kami ingin menciptakan keamanan,” tambahnya.
Sementara itu, salah seorang warga dari Krajan Kidul, Ploso, yang meminta namanya tidak disebutkan, menyayangkan reaksi berlebihan dari pihak yang mengatasnamakan GMNI tersebut.
“Kalau memang merasa tidak ada masalah, ya santai saja. Nggak perlu merasa terintimidasi seperti itu,” ujarnya.
“Mau itu markas anaknya jenderal pethak, markas siapa pun itu, kalau memang dirasa perlu adanya keamanan dan penertiban masyarakat, ya lanjut saja.” imbuhnya.
Warga tersebut menilai penertiban malam itu tidak menargetkan satu kelompok tertentu, melainkan bagian dari agenda rutin menjaga ketertiban sosial di lingkungan padat permukiman.
Namun, narasi tersebut segera dibantah oleh Satpol PP. Kepala Satpol PP Kabupaten Pacitan menjelaskan bahwa kegiatan malam itu merupakan hasil koordinasi lintas sektor yang bertujuan menjaga ketertiban lingkungan.
“Dari pihak Kelurahan Ploso dan jajarannya ingin melaksanakan kegiatan penertiban di lingkungan Ploso, sempat berkoordinasi dengan kami Satpol PP dan terkait dengan personel maupun pelaksanaannya kami siap bantu. Selain itu, dari pihak kelurahan minta tolong ke pihak polres dan koramil kemudian terlaksana lah kegiatan itu,” ujarnya. (19/6)
Ia menegaskan, tidak ada maksud represif atau upaya mengintimidasi pihak mana pun.
“Yang jelas kalau saya, seperti kegiatan tadi malam kan kegiatan yang positif dan kalaupun ada pihak-pihak yang merasa dirugikan, merasa tidak aman, pada intinya tujuan kami bukan itu. Justru kami ingin menciptakan keamanan,” tambahnya.
Sementara itu, salah seorang warga dari Krajan Kidul, Ploso, yang meminta namanya tidak disebutkan, menyayangkan reaksi berlebihan dari pihak yang mengatasnamakan GMNI tersebut.
“Kalau memang merasa tidak ada masalah, ya santai saja. Nggak perlu merasa terintimidasi seperti itu,” ujarnya.
“Mau itu markas anaknya jenderal pethak, markas siapa pun itu, kalau memang dirasa perlu adanya keamanan dan penertiban masyarakat, ya lanjut saja.” imbuhnya.
Warga tersebut menilai penertiban malam itu tidak menargetkan satu kelompok tertentu, melainkan bagian dari agenda rutin menjaga ketertiban sosial di lingkungan padat permukiman.
Sebagai informasi tambahan, pihak yang mengatasnamakan GMNI Pacitan mendesak Kapolres Pacitan serta jajaran Forkopimda untuk menyampaikan penjelasan terbuka dan permintaan maaf resmi.
Sementara itu, tim Harian Merdeka berencana menemui sejumlah unsur Forkopimda, termasuk Bupati, Ketua DPRD, Kapolres, Dandim, dan Kajari guna meminta tanggapan terkait desakan klarifikasi dan permohonan maaf yang disampaikan oleh pihak yang mengatasnamakan GMNI Pacitan.
REPORTER : YUANITA
0 Komentar